Kamis, 19 November 2009

Kung Fu Sembilan Rembulan

Kung fu Sembilan Rembulan
Kitab Sembilan Rembulan memuat banyak ilmu yang hebat, tidak hanya ilmu silat yang hebat (salah satunya jurus Cakar Tulang Putih Sembilan Rembulan yang dipelajari oleh Mei Chaofeng, murid Huang Yaoshi) namun juga memuat ilmu pengobatan, ilmu pukulan, tenaga dalam, tehnik jebakan, senjata gelap, dan lain-lain tehnik. Kitab Sembilan Rembulan disusun oleh Huang Shang, seorang pejabat pemerintah di masa kekaisaran Song, yang berbakat dalam ilmu silat dan kesusasteraan. Kaisar Song memerintahkan Huang Shang untuk menyusun satu kitab berdasarkan ribuan gulungan surat berisikan aneka ragam keterangan, dari tenaga dalam, ilmu pengobatan, sampai filsafat Tao. Kompilasi ini menjadi jilid pertama dari Kitab Sembilan Rembulan (Kitab Sembilan Rembulan bagian luar). Empat puluh tahun kemudian Huang Shang menyusun jilid kedua dari Kitab Sembilan Rembulan (kitab Sembilan Rembulan bagian dalam), berdasarkan hasil penyelidikan dan latihannya selama empat puluh tahun. Ilmu silat yang dihimpun dan ditulis Huang Shang mampu menetralisir ilmu silat mana pun dari partai-partai silat yang ada saat itu, tentu saja masih di bawah Kitab Pengubah Otot, dan Kung fu paling keras nomor satu di dunia sampai saat ini, yaitu kungfu pelindung tubuh terkuat di dunia Perisai Genta Emas, dari Shaolin.
Kedua jilid Kitab Sembilan Rembulan tidak terdengar kabarnya selama beberapa tahun dan baru muncul lagi saat turnamen di Gunung Hua yang pertama diadakan. Lima jagoan besar – si Sesat Timur Huang Yaoshi, Racun Barat Ouyang Feng, Kaisar Selatan Duan Zhixing, Pengemis Utara Hong Qigong, dan Dewa Pusat Wang Chongyang – setuju pemenang dari turnamen tersebut akan menjadi pemilik tunggal dari Kitab Sembilan Rembulan. Setelah pertarungan yang sengit selama tujuh hari, Wang Chongyang akhirnya memenangkan turnamen, dan merebut Kitab Sembilan Rembulan. Wang Chongyang mewariskan Kitab Sembilan Rembulan kepada adik seperguruannya si Bocah Tua Nakal Zhou Botong. Setelah kematian Wang Chongyang itu, Zhou Botong pergi ke Pulau Bunga Persik untuk memperingati si Sesat Timur Huang Yaoshi untuk tidak mencoba-coba mencuri kitab itu dari tangannya. Istri Huang Yaoshi yang memiliki ingatan fotografis, mampu mengingat seluruh isi dari Kitab Sembilan Rembulan dengan sekali melihat saja. Ia kemudian menyalin seluruh isi dari Kitab Sembilan Rembulan itu untuk suaminya. Mei Chaofeng dan Chen Xuanfeng murid dari Huang Yaoshi belakangan mereka mencuri kitab salinan Kung Fu Sembilan Rembulan.
Beberapa tahun kemudian, salinan Kitab Sembilan Rembulan, yang telah ditatokan Chen Xuanfeng di kulit dadanya, tanpa sengaja jatuh ke tangan Guo Jing, saat Mei Chaofeng bertarung dengan Hong Qigong dan 7 Pendekar Kang Lam.
Bertahun-tahun setelah itu, saat Guo Jing dan istrinya Huang Rong, yang sedang mempertahankan benteng Xiang Yang dari serangan kaum Mongolia, melihat bahwa mereka tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi, mereka memutuskan untuk menyembunyikan Kitab Sembilan Rembulan bersama dengan ilmu silat yang lain, manual Delapan Belas Jurus Pukulan Penakluk Naga, ke dalam dua pedang, Pedang Langit dan Golok Naga, yang mereka tempa dari pedang Xuan Tie Jian (Pedang Baja Sejati) milik Yang Guo yang sangat keras dan berat sehingga mampu menjadi 2 bilah senjata.
Pedang Langit diwariskan Guo Jing kepada putri termudanya Guo Xiang, yang kemudian mendirikan Partai E’Mei. Seratus tahun kemudian, ketua generasi ke-4 Partai E’Mei, Zhou Zhiruo dapat membongkar rahasia Kitab Sembilan Rembulan ini dan sempat menggunakannya untuk menimbulkan kekacauan di dunia persilatan pada waktu itu. Nasib dari Kitab Sembilan Bulan setelah itu tidak diketahui lagi.
Karena dianggap kitab perang maka sejak peralihan Dinasti Song melewati berbagai dinasti kitab kung fu Sembilan Rembulan dianggap hilang dari dunia persilatan, karena pada masa itu hanyalah kung fu Sembilan Matahari dan Kitab Pengubah Otot dari Shaolin sajalah yang berhasil merajai dunia persilatan, setelah Kitab Sembilan Matahari mendapatkan pewaris yang cakap (Zhang Wuji), tokoh sentral dari akhir masa Sinasti Liao yaitu sesepuh pendiri perguruan Wu Dang, Zhang San Feng menciptakan Kung fu dengan tenaga dalam aneh yang hanya bisa dilatih secara terbalik nadinya, yaitu Kitab Sembilan Langit.
Pada masa Perang Dunia II, seseorang kolektor pecinta barang-barang kuno, tertarik pada salah satu gulungan kitab Sembilan Rembulan yang pada waktu itu digelar oleh salah satu pejabat di daerah Macau dalam suatu pameran barang antik. Seorang kolektor itu adalah gembong penjahat di daerah itu. Dia adalah ketua sebuah perguruan kung fu Peremuk Tulang, bernama Chou Jian He (28tahun) dia sudah menyadari bahwa sesuatu dari gulungan bambu kuno itu adalah suatu tehnik tenaga dalam yang istimewa, semakin di baca semakin dalam, dan semakin menarik, tetapi sangat sulit dipahami. Karena itu sang ketua sangat ingin memilikkinya dan menghubungi pejabat pemilik gulungan bambu yang berisi Kitab Sembilan Rembilan bagian luar (yang hanya berisi tehnik tanpa dasar tenaga dalam lembut yin), sampai pada tahap negosiasi yang alot bahkan sampai ingin membeli gulungan bamboo itu seharga 200.000$ tapi tetap ditolak oleh si pejabat itu.
Karena pejabat itu mempunyai kekuasaan yang besar di wilayah Macau, Chou Jian He tidak berani bertindak gegabah, sampai akhirnya dia mencuri kitab itu di kediaman pribadi pejabat itu, dan akhirnya tertangkap basah oleh pengawal keluarganya, maka ia terpaksa menghilangkan semua saksi hidup, termasuk si pejabat beserta seluruh keluarganya di bantai di tempat dengan menggunakan kung fu peremuk tulang warisan keluarganya, dan itu merupakan sebuah kesalahan fatal karena jenis kung fu bisa meninggalkan jejak.
Demi sebuah kitab kung fu, ketua perguruan Peremuk Tulang yang terkenal terpaksa harus meninggalkan wilayah dan kekuasaan yang diperoleh dengan susah payah oleh leluhurnya. Mereka mengungsi ke Shanghai sampai kasus dianggap selesai karena kadaluwarsa.
Sedangkan Kitab Sembilan Rembulan bagian dalam (yang berisi dasar tenaga dalam dan Jurus Sesat Cakar Tengkorak Putih) ternyata diamankan oleh partai Gay Bang sampai pada ketua generasi ke-33, yang bernama Hong Dong (Hong Qigong adalah pewaris Ketua Gay Bang generasi ke-7), dan akhirnya kitab itu mendapat pewaris pemuda marga Wang yang bernama Xiao Long cucu dari Wang Yue Yuan didapat sewaktu sedang menghinadri kejaran dari mafia no.1 di Jepang, malah bertemu dengan sesepuh yang hilang dari dunia persilatan karena menghindari konflik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar