Kamis, 19 November 2009

Kung Fu Enam Dewa

Kung Fu Enam Dewa
Pada jaman ketika Budha lahir dari pemahaman Sidartha Gautama (abad VI Masehi), banyak juga kaum Brahmana yang berfikir lurus (tidak mengincar sifat keduniawian) berubah menjadi penganut agama Budha, mereka juga mempunyai pandangan tersendiri terhadap ajaran agama Budhisme maupun Brahmanisme, jadi baik itu ajaran Enam Dewa Sejati maupun sesat tetap mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri, sehingga tidak dapat di salah tafsirkan ada yang sesat ada yang sejati, hanya saja memang sesudah menjadi Budha sesepuh dari aliran Brahmana tersebut mempunyai tenaga dalam yang bersifat welas asih, tidak mengutamakan keberingasan dan tenaga dalam yang lebih dahsyat untuk menyerang lawan.
Karena di India kaum Brahmana tidak lagi mempunyai tempat, maka mereka berlari menghindar ke daratan China, mereka mencari bangsawan yang mau mendukung dan dapat memberi mereka keamanan baik dari segi jasmani meupun rohani, sebaliknya mereka memberi dukungan dengan mengajarkan kung fu dari sekte mereka, yaitu kung fu Enam Dewa yang sesat dengan mengambil inti dari pergerakan Budha yang menuruti kesenangan duniawi saja. Sejak masa Tiga Kerajaan mereka sudah mulai mempengaruhi pejabat berpengaruh di masa itu, mulai mempengaruhi massa yang terkenal dengan pemberontakan Kain Kuning (Yellow Turfan) sampai akhirnya mendapat dukungan pangeran kedua dari Dinasti Sui yang akhirnya menjadi raja terakhir Dinasti Sui dan digantikan dengan Dinasti Tang.
Pada awal Dinasti Tang inilah, kung fu Enam Dewa ini mulai dibersihkan namanya, dan rata-rata dipelajari oleh suku di daerah Nan Mang yang kebanyakan warganya masih sangat fanatic dengan ajaran Budha sejati, tetapi karena yang mulai mengajarkan adalah biksu Budha yang sedang mengejar kaum Brahmana dari India ke daratan China, maka yang digunakan adalah kung fu ini. Apabila pengertian dari Budha-Brahmana diperluas lagi maka akan diperoleh kesadaran Zen yang agung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar